(iainfmpapua.ac.id) – Selalu ada manfaat maupun bahaya dalam pengunaan artificial intelligence (AI). Dosen Universitas Siber Muhammadiyah Yogyakarta Dr. Ir. Bambang Rianta, MT menyampaikan hal ini dalam webinar nasional ‘Tantangan Pembelajaran PAI di Era Artificial Intelligence’ yang digelar Program Studi Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua secara daring, 15 Oktober 2024.
“Dalam pendidikan, konsep dasarnya aplikasi dengan AI memproses data dengan cepat, membantu pengajar menyediakan data dan bahan dengan cepat secara 24 jam, yang manusia tidak mampu melayani siswa atau mahasiswa selama 24 jam,” ucapnya. Ia mencontohkan aplikasi Quran Companion AI yang memudahkan membantu dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, serta beberapa aplikasi lainnya. Meski demikian, ia mengingatkan bahwa perlu ada literasi tentang penggunaan teknologi. “Teknologi AI harus membuat kita bijak dalam penggunaannya sesuai kaidah etika, hukum, dan seterusnya,” paparnya. Soal aturan hukum, lanjutnya, seringkali sudah jauh tertinggal. “AI sulit dibendung, misalnya soal penggunaan aplikasi AI transportasi online, ada demo di mana-mana menolak transportasi online, tapi aturannya belum ada atau terlambat terkait aplikasi online transportasi,” terangnya. Karena itu, kita harus bisa menilai secara proporsional tentang manfaat dan potensi bahaya penggunaannya.
Bambang juga mengingatkan potensi tergantinya banyak pekerjaan manusia di dalam kehidupan sehari-hari oleh robot dan aplikasi AI. “Memory kita mampu menyimpan sepuluh ribu kata, tapi AI mampu menyimpan 180 milyar karakter, yang kemudian dimodifikasi dan dibuatkan jaringan syaraf buatan yang mencontoh jaringan manusia, dikembangkan dan dilatih untuk merespon perintah kita, sehingga jadi pintar,” urainya. Di bidang kesehatan, AI bisa mendeteksi calon kanker payudara sebelum berkembang. “Di bidang transportasi, ada mobil tanpa sopir, di pertanian ada robot yang bisa menanam dan memanen, AI juga bisa mendeteksi kecurangan dalam transaksi keuangan,” jelasnya. Di sisi lain, ia meminta pengguna AI mewaspadai potensi bahaya ketergantungan penggunaan AI bagi mental.
“Bagi orang barat, meaning mereka ada di pekerjaan, jadi kalau kerjaan sudah dilakukan robot, mereka akan merasa kehilangan meaning dalam hidupnya,” tuturnya. Hal ini berbeda bagi kita yang memiliki pedoman agama dalam pekerjaan kita.
Webinar ini juga menghadirkan dosen FTIK IAIN Pontianak Prof. Dr. Rianawati, M.Ag. ia menyebut, AI memberi manfaat dalam pembelajaran yang sifatnya bisa personal. “Personalisasi siswa dalam belajar sesuai kemampuan masing-masing, sesuai karakteristik kompetensi masing-masing, yang mana sesuai dalam kurikulum merdeka,” tuturnya. Namun, ia mengingatkan agar para pengguna selalu mengecek tingkat kebenaran dari jawaban chat GPT. “Misalnya, AI bisa menjawab tentang ayat surat Al Baqarah, tapi apakah tafsirnya sudah sesuai, kita harus mengecek dengan baik,” paparnya.
Direktur Program Pascasarjana IAIN Fattahul Muluk Papua Dr. H. Faisal, M.HI mengatakan, kegiatan ini diharapkan dapat memberi bekal kepada mahasiswa dan pihak sekolah dalam penggunaan AI secara memadai dalam aktifitas pembelajaran. “Karena kita tidak bisa menghindar dari perkembangan IT, ini adalah sebuah peluang dan tantangan masa depan,” ujarnya. Ia menerangkan bahwa kita harus mendapat wawasan tentang manfaat dan bahaya penggunaan AI. “AI menciptakan konten pembelajaran kreatif dan mendukung pembelajaran inklusif, namun bila tidak bijak penggunaannya bisa merugikan seperti plagiarisme, turunnya daya kritik dan ketergantungan pada AI,” terangnya.
Dalam sambutan sebelumnya, Wakil Rektor I Dr. H. Talabudin Umkabu, S.Ag, M.Pd mengatakan, Kemendikbud telah membaca perkembangan jaman dengan memunculkan pedoman penggunaan AI di perguruan tinggi. “Maka kegiatan ini sangat positif untuk mendorong kita memanfaatkannya, namun dengan ketentuan-ketentuan yang tepat sehingga tidak terjadi pelanggaran etika akademik,” ucapnya.
Webinar bersama moderator Kaprodi PAI Sigit Purwaka, M.Pd ini diikuti para mahasiswa Pascasarjana IAIN Fattahul Muluk Papua dan peserta lainnya. (*)